Rabu, 09 Juli 2014

Indeks demokrasi Indonesia jadi acuan investor asing

Indeks demokrasi bisa menjadi acuan investor untuk menanamkan modal di Indonesia. Pasalnya, di dalam indeks demokrasi itu terdapat indikator keamanan negara.

"Bisa saja investor melihat hasil indeks demokrasi provinsi mana yang tinggi, mereka mencari berdasarkan indeks yang mana aman," ucap Head Democratic Governance Poverty Reduction Unit United Nation Development Programme (UNDP) Nurina Widagdo saat konferensi pers mengenai indek demokrasi Indonesia 2013 di Badan Pusat Statistik, Jakarta, Jumat (4/7).

Salah satu indikator yang sangat diperhatikan investor asing adalah persoalan demonstrasi atau mogok kerja yang anarkis. Tahun lalu, indikator ini mendapat penilaian terbilang buruk, yaitu 18,71. Turun ketimbang 2012 yang tercatat 19,12.

Indikator lain adalah pengaduan masyarakat mengenai penyelenggaraan pemerintah yang nilainya pada 2013 mencapai 72,51. Naik ketimbang 2012 yang hanya 69,91.
Sumber : http://www.merdeka.com/uang/indeks-demokrasi-indonesia-jadi-acuan-investor-asing.html

Sejarah Perbankan di Indonesia

        Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain :
  1. De Javasce NV.
  2. De Postspaarbank.
  3. Hulp en Spaar Bank.
  4. De Algemene Volkskrediet Bank.
  5. Nederlandsche Handelsmaatschappij (NHM).
  6. Nationale Handelsbank (NHB).
  7. De Escompto Bank NV.
  8. Nederlansch Indische Handelsbank
        Di samping itu, terdapat pula bank-bank milik orang Indonesia dan orang-orang asing seperti dari Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Bank-bank tersebut antara lain :
  1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank
  2. Bank Nasional Indonesia.
  3. Bank Abuan Saudagar
  4. NV Bank Boemi.
  5. The Chartered Bank of India, Australia and China
  6. Hongkong & Shanghai Banking Corporation
  7. The Yokohama Species Bank.
  8. The Matsui Bank.
  9. The Bank of China.
  10. Batavia Bank.
        Di zaman kemerdekaan, perbankan di Indonesia bertambah maju dan berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisir oleh pemerintah Indonesia. Bank-bank yang ada pada zaman awal kemerdekaan antara lain :
  1. NV. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank (saat ini Bank OCBCNISP), didirikan 4 April 1941 dengan kantor pusat di Bandung
  2. Bank Negara Indonesia, yang didirikan tanggal 5 Juli 1946 yang sekarang dikenal dengan BNI '46.
  3. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 Februari 1946. Bank ini berasal dari De Algemene Volkskrediet Bank atau Syomin Ginko.
  4. Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
  5. Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
  6. Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
  7. Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta, kemudian menjadi Bank Amerta.
  8. NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
  9. Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950 kemudian merger dengan Bank Pasifik.
  10. Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.

Sumber :  http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_di_Indonesia



5 Ide Kreatif untuk Bisnis Lebaran

        Banyak penjual dadakan muncul di bulan puasa dan Lebaran. Mereka biasanya menyediakan barang atau jasa yang identik dengan keperluan puasa atau Lebaran, seperti kue kering dan jasa penitipan motor. Jika Anda ingin melakukan yang sedikit berbeda untuk menangkap pangsa pasar baru, maka Anda mungkin ingin melirik bisnis-bisnis kreatif ini:

Hidangan Sahur

        Orang biasanya malas untuk menyiapkan hidangan sahur. Ini kesempatan bisnis bagi Anda. Anda bisa membuat catering khusus untuk hidangan sahur. Agar makanan tetap segar ketika diantarkan, Anda bisa menawarkan jasa ke para tetangga. Risiko bisnis ini hanya satu, Anda harus mulai menyiapkan makanan saat tengah malam.

Garage Sale

      Anda bisa mengumpulkan teman-teman atau tetangga untuk melakukan garage sale, yaitu menjual barang-barang layak pakai, namun sudah tidak digunakan lagi. Harga bersahabat barang-barang second akan menarik bagi mereka yang ingin memenuhi kebutuhan untuk Lebaran.

Cake Pops

        Sudah banyak sekali orang menjual makanan kering seperti lidah kucing dan kastengel. Agar berbeda, Anda bisa menyediakan cake pops, yaitu kue yang dibentuk serupa lollipop. Lalu, Anda bisa menghiasi cake pops dengan tema Lebaran.

Parsel Makanan Organik

        Memang, sudah banyak sekali yang menjual parsel Lebaran berisi makanan. Namun, biasanya makanan yang disediakan adalah camilan yang tidak terlalu baik untuk kesehatan, seperti keripik kentang dan sirup. Agar berbeda, Anda bisa menyiapkan parsel Lebaran, tapi berisi bahan makanan yang baik untuk kesehatan, seperti selai dan kopi organik.

Aksesoris Hijab

        Pastinya, sudah banyak sekali orang yang menjual hijab maupun scarf. Agar tidak berkompetisi dengan mereka, Anda bisa menjual aksesoris untuk hijab, seperti bros terbuat dari mute-mute atau kain perca yang dibentuk menjadi bunga. Anda bisa dengan mudah membeli bahan dari pasar tradisional untuk kain tekstil, dan bisa mencari ide desainnya dari berbagai situs online.

Sumber :  http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/517175-5-ide-kreatif-untuk-bisnis-lebaran

Study Abroad To Gain Job Experience

        Studying abroad can be a very fulfilling and stimulating experience. While you may be bursting out with excitement to seep in as much as you can from studying abroad, it also offers you bright career prospects. The food, lifestyle, culture, history, weather, travel, language and people are no doubt a greater portion of what you are looking out for, yet you should also build international experience during your stay to make yourself appealing for future job prospects. When you move out to another country in a completely different part of the world to pursue a semester, a summer program, or your entire degree, you are embarking on a journey to grow both professionally and personally.

The World Is Shrinking
    All thanks to globalization fuelled by advancements in communication systems, modern technology and competition, employers are looking for employees that have international experience. With increasing concerns for a diverse workforce, companies demand employees who know how to interact with people from different backgrounds and cultures.

Interpersonal Skills Taken To a New Level
      When you live in an environment that is completely different than what you experienced back home, you learn to interact with people who have different cultural contexts as compared to you. Your study abroad experience makes you more appealing to employers as they consider such cross-cultural and interpersonal communication as a very important asset when working with a multicultural team. This shows that you are not only open to new learning experiences, but also able to adapt readily in such environments.

Wade In New Waters
      When you move out of your home country to another for the purpose of study, you can make amazing discoveries. You might fuel a new passion that might alter your career path, or you might plan on working in another country after you are down with your degree. Thus, you can not only plan to study future degree but also explore your career options as a result of studying in a new country with impressive learning experiences.

Impress Others in an Interview
      Challenges are aplenty when you move out of your comfort zone to study abroad. Real life situations test you and help you better assess your strengths and weaknesses. When applying for a job, your resume would better stand out among others.

sumber : http://www.artikelberbahasainggris.com/pendidikan/study-abroad-to-gain-job-experience.html

Usaha Bank Umum

        Kegiatan usaha bank umum yang diatur dalam UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan dapat dikelompokkan ke dalam tiga jenis kegiatan sebagai berikut :

Kegiatan Penghimpunan Dana
Kegiatan usaha bank dalam menghimpun atau mobilisasi dana antara lain dapat berupa :
  1. Giro (demand deposit)
  2. Deposito berjangka (time deposits)
  3. Sertifikat deposito (certificate of deposits)
  4. Tabungan (savings deposits)
  5. Bentuk simpanan lainnya, misalnya deposit on call
  6. Menerbitkan atau menjual surat pengakuan utang, baik jangka pendek misalnya wesel, promes (promissory notes), atau commercial paper¸maupun jangka panjang misalnya obligasi (bonds)
  7. Menerima pinjaman dana dari bank lain (interbank borrowing)
  8. Menjual surat-surat berharga yang dimiliki dengan cara transaksi jual putus (outright) atau dengan janji membeli kembali (repurchase agreement)
  9. Menerbitkan Medium Term Notes (MNT) dan Floating Rate Notes (FRN)
  10. Simpanan dalam rangka programpensiun (Dana Pensiun Lembaga Keuangan)

Kegiatan Penyaluran Dana
Kegiatan usaha bank yang terkait dengan penyaluran dana kepada masyarakat atau pihak lain antara lain dapat berupa :
  1. Pemberian kredit (loan) dengan sistem konvensional
  2. Menyediakan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
  3. Membeli surat-surat wesel termasuk akseptasi bank (banker’s acceptance)
  4. Membeli surat pengakuan hutang jangka pendek misalnya, promissory notes, akseptasi bank (banker’s acceptance), wesel (bill of exchange), atau commercial paper
  5. Membeli surat berharga jangka panjang, misalnya obligasi korporasi (corporate bonds)
  6. Membeli surat berharga dengan janji menjual kembali (reverse repo)
  7. Menempatkan dana pada bank lain berupa interbank call money, deposit on call, deposito berjangka, dan sertifikat deposito
  8. Membeli Surat Perbendaharaan Negara (Treasury Bill)
  9. Membeli Obligasi Negara (Treasury Bonds)
  10. Penempatan pada Bank Indonesia berupa Sertifikat Bank Indonesia, Fasilitas Simpanan Bank Indonesia (FASBI), di samping untuk pemenuhan Giro Wajib Minimum
  11. Memberikan pembiayaan anjak piutang
  12. Melakukan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti : perusahaan pembiayaan, perusahaan efek, modal ventura, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan.

Penyediaan Jasa-jasa
Di samping kegiatan penghimpunan dana dan penyaluran dana, bank umum juga menyediakan jasa-jasa terutama dalam rangka lalu lintas pembayaran yang meiputi :
  1. Pemindahan uang (transfer dana) baik secara manual maupun secara on line atau electronic
  2. Menerima pembayaran daritagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga (collection)
  3. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (safety box)
  4. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan kontrak (custodian)
  5. Bertindak sebagai wali amanat (trustee)
  6. Memberikan jaminan letter of credit (L/C)
  7. Memberikan bank garansi
  8. Bertindak sebagai sub registry dalam perdagangan Obligasi Negara dengan izin Bank Indonesia
  9. Bertindak sebagai penanggung (guarantor) dalam penerbitan obligasi
  10. Memberikan pelayanan financial advisory
  11. Bertindak sebagai arranger dalam hal penerbitan surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek (misalnya commercial paper)
  12. Memberikan jasa pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri, yang dilakukan dengan cara pengambilalihan atau pembelian piutang tersebut (factoring)
  13. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun
  14. Memberikan pelayanan penukaran uang (money charger)
  15. Memberikan pelayanan dalam penarikan tunai atau pembayaran transaksi dengan menggunakan kartu ATM (Automated Teller Machine), kertu debet (debit card), kartu kredit (credit card)
  16. Menerbitkan draft, yaitu surat bayar tidak bersyarat yang diterbitkan bank kepada bank korespndennya
  17. Menerbitkan cek perjalanan (traveler’s check)

Sumber : Sumber :  Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. “Kebijakan Moneter dan Perbankan”. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Edisi lima.